Endapan mineral di Finlandia dan Swedia
Perjalanan saya ke lingkaran kutub utara
Atlas of ore minerals: my collection
Basic information of ore mineralogy from different location in Indonesia
Sketch
I always try to draw a sketch during hiking
Apa itu inklusi fluida?
Inklusi fluida adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan adanya fluida yang terperangkap selama kristal tumbuh. Gas dan solid juga bisa terperangkap di dalam mineral.
Situ Cisanti di Pengalengan, Bandung
50 km dari Bandung, Situ Cisanti terkenal karena menjadi sumber mata air sungai Citarum
Tuesday, November 8, 2022
Menceritakan Dunia kepada yang Tak Sempat Melihat
Wednesday, March 2, 2022
Kalender Konferensi Geologi dan Geosciences 2022
Geoscience events 2022
sumber: https://www.iugs.org/calendar2022 akses 2 Maret 2022January
26 January 2022IUGS Energy Transition Series: Geothermal, online
Website: https://iugs60.org/energy-transition-series/
26 January 2022
Inaugural Geodiversity Workshop - celebrating the International Geodiversity Day, online
Hong Kong Time (UTC+8:00): 19:15 – 19:30pm Registration, 19:30 – 21:50pm Presentations, Q&A
Registration form: https://forms.gle/PSD3B4dqc23X7Tyf7 (For those who can’t enter the registration form, please email your name, email address, wechat no(if any) and affiliated organisation to talk@rocks.org.hk)
February
11 February 2022UN International Day of Women and Girls in Science 2022
IUGS interviews to women in geosciences to celebrate the day
Video interviews: https://iugs60.org/iugs-women-in-geoscience-event/
28 February - 4 March 2022
International Geomorphology Week
Website: http://www.geomorph.org/international-geomorphology-week-2022/
March
16 - 18 March 202277th IIUGS Executive Committee Meeting, Paris, France
20 - 22 March 2022
36th IGC - International Geological Congress, online
Website: https://36igc-virtual.in/
22 - 23 March 2022
International Mining Geology Conference 2022, Brisbane, Australia and online
Website: https://www.ausimm.com/conferences-and-events/mining-geology/
28 - 31 March 2022
16th SGA Biennial Meeting 2022
The critical role of minerals in the carbon-neutral future
Website: https://confer.eventsair.com/sga2022/
30 - 31 March 2022
Virtual Conference on Geoconservation by ProGEO SW Europe Regional Working Group, online
Website: http://www.progeo.pt/SW-Conference
31 March 2022
Global Rare Earths Summit 2022, online
Website: https://www.cityandfinancialconferences.com/event/97534b23-43a2-43af-a776-7926e5b735c9/summary
April
7 - 9 April 2022New Mexico Geological Society Annual Spring Meeting & Ft. Stanton Cave Conference, Socorro, New Mexico, USA
Website: https://nmgs.nmt.edu/meeting/
May
1 - 5 May 2022XX ICSMGE - International Conference on Soil Mechanics and Geotechnical Engineering 2022, Sidney, Australia
Website: https://icsmge2022.org/
5 - 6 May 2022
EUROGEO Conference 2022, Mytilene, Greece
Website: https://www.eurogeography.eu/conferences/lesvos-2022/
23 - 25 May 2022
16th International Congress of the Geological Society of Greece, Patras, Greece
Website: https://gsg2022.gr/
23 - 27 May 2022
EGU General Assembly 2022, Vienna, Austria
Website: https://www.egu22.eu/
29 May - 1 June 2022
7th World Conference on Research Integrity, Cape Town, South Africa
Website: https://wcri2021.org/
June
6 - 9 June 2022Oxford Geoheritage Virtual Conference
Website: https://www.oxgvc.co.uk/
COV11 - Cities on Volcanoes, Heraklion, Greece
Website: https://pcoconvin.eventsair.com/volcanoes11
13 - 17 June 2022
NSS Convention 2022, Rapid City, South Dakota, USA
Website: https://nss2022.caves.org/
19 - 24 June 2022
3ECEES - 3rd European Conference on Earthquake Engineering & Seismology, Bucharest, Romania
Website: https://3ecees.ro/
20 - 23 June 2022
Energy and Climate Transformations: 3rd International Conference on Energy Research & Social Science, Manchester, United Kingdom
Website: https://www.elsevier.com/events/conferences/international-conference-on-energy-research-and-social-science
20 - 23 June 2022
5th Symposium of the Macedonian Association for Geotechnics, Ohrid, North Macedonia
Website: https://mag.net.mk/v-mag-symposium-28-30-5-2020/
27 June - 1 July 2022
FORAMS 2022 - International Symposium on Foraminifera, Perugia, Italy
Website: http://www.forams2022.it/
July
4 - 8 July 2022ReSToRE 2 - Researching Social Theories, Resources, and Environment International Summer School, Dublin, Ireland
Website: https://www.icrag-centre.org/restore/
5 - 7 July 2022
DRT (Deformation mechanisms, Rheology, and Tectonics) International Meeting, Catania, Italy
Website: https://drt-society.org/catania-2021/
16 - 24 July 2022
COSPAR 2022 - 44th Scientific Assembly of the Committee on Space Research (COSPAR) and Associated Events, Athens, Greece
Contact: cospar@cosparhq.cnes.fr
Website: https://www.cospar-assembly.org/assembly.php
24 - 31 July 2022
18th International Congress of Speleology - UIS, France Savoie Mont-Blanc, France
Website: https://uis2021.speleos.fr/
August
14 - 26 August 2022
International Summer School "Madygen – 2022", South Tian-Shan, Kyrgyzstan
Website: https://geotianshan.org/en/expeditions/international-summer-school/
September
4 - 9 September 20223ECEES - 3rd European Conference on Earthquake Engineering and Seismology: a joint event of the 17th European Conference on Earthquake Engineering and the 38th General Assembly of the European Seismological Commission, Bucharest, Romania
Website: https://3ecees.ro/
5 - 9 September 2022
WMESS 2022 - 8th World Multidisciplinary Earth Sciences Symposium, Prague, Czech Republic
Website: https://mess-earth.org/index.html
12 - 16 September 2022
10th IAG International Conference on Geomorphology, Coimbra, Portugal
Website: https://www.icg2022.eu/
12 - 17 September 2022
Man and Karst Conference, Custonaci, Sicily, Italy
Website: https://cirs-ragusa.org/blog/man-and-karst-2022/
17 - 21 September 2022
12th International Conference on Geosynthetics, Rome, Italy
Website: https://www.12icg-roma.org/
17 - 21 September 2022
47th INHIGEO SYMPOSIUM 2022, Les Eyzies in the Périgord region (France)
Website: http://www.inhigeo.com/france2022
19 - 20 September 2022
Global Conference on Geology And Earth Science, Hybrid Event | Paris, France
Website: https://geology.magnusconferences.com/
19 - 21 September 2022
Joint congress of the Italian Geological Society (SGI) and the Italian Society of Mineralogy and Petrology (SIMP), Turin, Italy
Website: https://geoscienze.org/torino2022/index.php/en/
28 September - 1 October 2022
5a Conferenza Alfred Rittmann, Catania, Italy
Website: https://www.conferenzarittmann.it/
October
23 - 28 October 2022IAGS2022 - 29th International Applied Geochemistry Symposium, Viña del Mar, Chile
Website: https://iags2022.cl/
November
16 - 18 November 20223rd Triennial Congress of the Federation of Indian Geosciences Associations (FIGA), Dehradun, Uttarakhand, India
Download brochure: http://indiangeosciences.org/wp-content/uploads/2021/12/3rd_Triennial_Congress_FIGA.pdf
December
12 - 16 December 2022AGU Fall Meeting 2022, Chicago, USA
Website: https://www.agu.org/Fall-Meeting/Pages/AGU22
Sunday, December 19, 2021
Annual Convention MGEI 2021: selesai sudah
Lega....
Sunday, May 30, 2021
Brunton Axis 5012: review dan perbedaan dengan kompas lain
Saya pernah menggunakan kompas: Silva, Freiberg, Brunton transit (tipe 5006, 5008, 5010), dan sekarang saya coba memakai Brunton axis (tipe 5012). Keperluan saya, sebagai seorang eksplorer adalah penentuan kedudukan, azimuth, pengukuran sudut (klinometer, kemudian menentukan ketinggian dari suatu obyek), menentukan arah dan kemenerusan urat (misal pada urat kuarsa yang membawa emas).
Untuk yang awam tentang penggunaan kompas geologi, tulisan saya yang ini mungkin dapat membantu membayangkan apa yang kami lakukan dengan kompas.
Kesulitan kompas Silva (bagi saya) adalah perlunya pemutaran pembacaaan derajat untuk pengukuran jurus dan dip. Saat ini banyak yang menggunakan kompas Silva, terutama di belahan dunia bagian Utara karena bahan kompas ini berbahan dasar akrilik dan tidak berbahan dasar logam. Karena ringan, biasanya kompas ini menjadi pilihan untuk mendaki gunung. Karena berbahan akrilik, sehingga tidak dingin saat dipegang di musim dingin, terutama ketika ski.
Kompas Freiberg
(sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:FPM_compass_with_annotation_en.svg)
Kompas Brunton tipe 5006 dan 5008 mempunyai bagian yang sedikit menonjol di bagian bawah sisi kompas, sehingga pengukuran strike agak sulit pada kemiringan (dip) yang landai. Permasalahan ini bisa dengan mudah terselesaikan pada kompas Freiberg dan Brunton 5010 (kompas Brunton yang memiliki hinge inclinometer (bentuk membundar di bagian belakang kompas yang digunakan untuk pengukuran sudut). Sampai akhirnya, tipe baru Brunton keluar di pasaran, yaitu Brunton 5012 dengan fitur yang menurut saya optimal, terutama untuk keperluan eksplorer atau geologis di lapangan.
Brunton transit 5006. Foto almh Neli Iklima, sewaktu saya mengukur perlapisan di serpentinit di Pulau Obi. Perhatikan arah Utara yang sejajar dengan arah azimuth kompas ini. Bandingkan dengan foto berikutnya, dimana penunjuk arah Utara berubah di Brunton Axis 5012.
Pengukuran strike dan dip pada lapisan dengan kemiringan yang rendah
Brunton 5012 ini sesuai dengan kebutuhan saya, dan perhitungan struktur dapat dilakukan dengan cepat. Pada tipe Brunton lama (5006, 5008, 5010), untuk mengukur strike kita perlu membuat garis pemandu dengan menggesekkan kompas atau menggores dengan pena/ pensil pada kertas yang ditempelkan pada clipboard. Hal ini memerlukan waktu dan ketelitian tinggi. Hal ini kemudian dimodifikasi pada tipe Brunton 5012, yang menurut saya menyerupai fitur dari kompas Freiberg.
Pengukuran pada struktur yang menggantung sangat menarik, karena hal ini tidak bisa dilakukan di tipe kompas geologi lain. Pada tipe lain, kita harus berhati-hati, karena kemungkinan menentukan arah strike dan dip dapat keliru. Dengan Brunton Axis, kita bisa menggunakan punggung kompas dan membentuk sudut lancip: strike dan dip langsung dapat diukur.
Pengukuran struktur pada bidang yang menggantung. Ilustrasi dari tanah liat dan blok kayu ini saya buat untuk menggambarkan lipatan, dimana dip dari perlapisan akan berubah secara bergradasi dari landai hingga terjal
Eyesight di Brunton 5012 dan menggantikan fitur lubang azimuth (yang menyerupai segitiga) yang biasa ada kompas geologi. Fitur ini digunakan untuk menentukan azimuth (bearing direction) dan klinometer. Masalah harga, kompas ini lebih mahal dibanding Brunton tipe biasa, namun masih di bawah kompas Freiberg. Saya sendiri puas dengan Brunton 5012 ini. Semoga bisa bertahan sampai saya pensiun.
Ini ada beberapa video yang saya buat. Enjoy!
1) Mengukur azimuth dan sudut lereng
2) Mengukur sudut lereng dengan kompas geologi
Friday, May 7, 2021
Lebih baik terlambat daripada belum memulai
Wednesday, November 18, 2020
Lithium: biar sedikit tapi dicari-cari
Lepidolit, mineral mika yang kaya akan litium. Kadang berwarna pink, kadang keunguan. Foto penulis.
Lithium adalah logam alkali pertama yang terletak di tabel periodik di golongan I. Lithium merupakan salah satu logam primadona dalam beberapa decade terakhir. Mengapa harus lithium? Bukan hanya lithium sebagai logam kritis yang diperlukan oleh masyarakat modern, lithium juga dapat menjawab pertanyaan untuk peneliti saat ini.
Lithium dijumpai pada baterai peralatan elektronik dan moda transportasi masyarakat modern kendaraan listrik atau hybrid. Lihat tulisan Li-ion, yang menunjukkan hampir semua elektronik membutuhkan lithium. Foto penulis.
Lithium ditemukan dua ratus tahun yang lalu, mempunyai nomor atom 3, mempunyai keterdapatan yang sangat rendah di kerak bumi mencapai 21 µg/g. Nama lithium berasal dari Bahasa Latin dari batuan “lithos” karena awalnya unsur ini diisolasi dari mineral, berbeda dengan alkali lain seperti sodium (Na) dan potassium (K) yang didapatkan reaksi elektrolisis [1]. Lithium adalah logam penting yang digunakan dalam kehidupan modern kita sehari-hari. Saat anda membaca tulisan ini, sangat besar kemungkinan bahwa pembaca akan menggunakan peralatan elektronik (laptop, tablet, smart phone) yang dilengkapi dengan baterai lithium-ion. Ketika kita mengendarai kendaraan elektronik atau kendaraan hybrid (walaupun belum banyak di Indonesia), kendaraan tersebut juga dilengkapi dengan baterai yang mengandung lithium. Dalam ilmu Kesehatan, lithium dimanfaatkan dalam pengobatan bi-polar disorder.
Lithium tidak dijumpai secara natural di alam, umumnya terdapat bersama-sama mineral lain. Terdapat sekitar 124 mineral yang membawa unsur lithium (120 sudah disetujui oleh IMA, International Mineralogical Association, 4 merupakan potensial spesies mineral), yang tersebar pada beberapa lingkungan pembentukan: (1) lithium-caesium-tantalum pada endapan pegmatit granit dan batuan yang mengalami metasomatisme, (2) batuan pegmatit peralkalin, (3) batuan metasomatic yang tidak berhubungan dengan pegmatit, (4) endapan mangan, (5) brines pada salar atau fluida geothermal. Mineral utama yang membawa endapan lithium adalah spodumen (LiAlSi2O6), petalite (LiAlSi4O10), lepidolite dan zinnwaldite. Pegmatit adalah sebutan untuk batuan yang mempunyai ukuran kristal yang sangat besar dibanding kristal pada umumnya. Lihat saja mineral spodumen di bawah ini, dengan manusia sebagai komparator.
Kristal spodumen yang berbentuk meniang pada Etta Mines, Black Hills, Pennington County, South Dakota. Sudah lihat, ada manusia disana? Sumber: USGS dan https://geology.com/minerals/spodumene.shtml
Mineral lepidolite, yang merupakan salah satu mineral pembawa lithium yang termasuk grup mika. Mineral dan foto penulis.
Saat ini produksi lithium dunia dari batuan utamanya berasal dari Australia (endapan Greenbushes, Wodgina), Brazil (Minas Gerais), Kanada (Tanco, Whabouci), dan Zimbabwe (Arcadia). Salar, yang merupakan sebutan dari dataran luas yang kering dan tersusun oleh endapan garam, mengandung sekitar 70% dari sumberdaya lithium dunia berada di endapan brines yang berada di Amerika Selatan (Bolivia, Chile, Argentina). Beberapa lokasi penting yang menghasilkan brine antara lain Salar de Atacama (Chile), Salar de Uyuni (Bolivia), Zhabuye (Tibet), dan Centenario (Argentina). Penghasil Li-brine juga didapat dari daerah Amerika Serikat bagian barat laut, Cina, dan Israel.
Warna biru tosca kehijauan ini adalah brine dari Salar de Atacama, tempat memproduksi lithium (https://www.theatlantic.com/photo/2015/07/viewing-earth-from-above/398999/ )
Di Indonesia, keberadaan lithium merupakan hal yang menarik untuk ditindak lanjuti, salah satunya brine yang berhubungan dengan fluida panas bumi, serta pada beberapa granit dengan tipe-S (sedimentary granite), batuan peraluminous (Al2O3 lebih tinggi dari Na2O+K2O+CaO), pegmatit yang berasosiasi dengan orogenesa kolisional merupakan lokasi ideal untuk mencari potensi litium di Indonesia.
Bandung, 18 Nov 2020
Penulis: Andy Yahya Al Hakim, KK Eksplorasi Sumber Daya Bumi - FTTM ITB
Sumber:
1. Lithium: Less is More. 2020. Elements. Agustus 2020 Vol. 16 No. 4.
2. https://www.cornishlithium.com/cornish-lithium-secures-rights-to-explore-for-lithium-in-cornwall/ akses 2 November 2020
3. World Mining Data 20204. Mineralogic Notes, Series 3: Waldemar Schaller, Gigantic Crystals of Spodumene, United States Geological Survey, Bulletin 610, 1916.
5. https://www.theatlantic.com/photo/2015/07/viewing-earth-from-above/398999/ akses 18 Nov 2020
Tuesday, September 1, 2020
Garam laut, garam gunung, dan bersepeda di Salar de Uyuni-Bolivia
Monday, August 17, 2020
Situ Cisanti: dulu dan kini
8 tahun lalu, bulan Desember 2012 ada 2 acara bersepeda bersamaan, yang sebenarnya dua-duanya saya pengen banget ikut: Ulin Bareng Bikepacker Indonesia ke Situ Cisanti dan Gowes Bareng Geolog di Gunung Patuha-Situ Patenggang. Dua-duanya berlangsung di hari yang sama, Ulin Bareng 2 hari, sedangkan Gowes Bareng Geolog cuma 1 hari.
Saya akhirnya memutuskan untuk ikut acara kedua, karena penasaran dengan kuliah alam alm. P Budi Brahmantyo (Dosen Geologi ITB). Dalam hati kecil, saya juga penasaran dengan Situ Cisanti, karena saya sudah dengar keindahan alam disana. Keduanya sama-sama berlokasi di selatan Bandung. Gunung Patuha dan Situ Patenggang melewati Ciwidey yang kaya akan strawberry, sedangkan Situ Cisanti perjalanannya melalui Ciparay, lumbung padi.
Beberapa hari berselang, saya cuma bisa senyum-senyum sendiri melihat teman-teman yang kemping di Situ Cisanti. Woooow.... Bagus bener pemandangan disana, itu yang terpikir waktu saya lihat foto-foto mereka.
April tahun 2014, 1 hari menjelang pemilu Presiden, akhirnya saya baru kesampaian juga bersepeda ke Cisanti bersama 1 orang teman. Teman-teman saya menyusul dengan naik mobil, waktu itu saya iming-imingi, disana bisa mancing. Saya berangkat sore hari jam 4 dari Dago, baru sampai sekitar jam 2 dini hari, selain bersepedanya santai, saya juga sempat diinterogasi di Polsek Kertasari gara2 bersepeda dengan jaket yang identik dengan warna salah satu parpol, di malam menjelang pemilu.
"Kamu ngapain sepeda malam-malam ke Cisanti? Ga ikutan pemilu? Jangan-jangan mau ada serangan fajar ya?" Pengalaman bersepeda yang ga pernah saya lupakan sampai sekarang. Niat hati cari senang, malah kartu izin mengemudi saya nginap di kantor polisi.
Lewat dari Kantor Polisi, kami sampai subuh menunggu di parkiran Situ Cisanti. Setelah masuk, saya baru membuktikan sendiri keindahan Cisanti. Danau ini benar-benar indah. Indah. Danau yang berada di kaki Gunung Wayang dan Gunung Windu, sangat asri. Tidak jauh dari danau ini, terdapat pembangkit listrik tenaga panas bumi terbesar di Indonesia yang berlokasi di Wayang Windu.
2014 dulu, saya masih ingat lokasi ini masih sangat natural. Jalan masih setapak, sudah ada saluran air dan saya masih ingat sekali, petilasan Dipati Ukur, dimana mata air keluar, berwarna sangat-sangat jernih. Warna biru kehijauan yang sama dengan air gletser yang berasal lelehan salju, yang pernah saya lihat di Gruener See (artinya danau hijau), Austria.
Kemarin, 1 hari menjelang 17 Agustus 2020, saya bisa kembali lagi ke danau ini, kali ini bersama keluarga dan seorang teman. Saya ingin sekali membagi apa yang pernah saya lihat dulu ke keluarga saya. Tahun 2020, saya melihat lokasi ini menjadi jauh lebih tertata dan sudah di-paving sebagian. Sangat berbeda dengan tahun 2014, jalanan yang mengelilingi danau masih tanah. Sayangnya, lebar bagian yang di paving berukuran sangat sempit. Ketika harus berpapasan dengan orang lain, salah satu harus mengalah untuk turun ke tanah, atau merapat ke sisi kiri yang sudah dibatasi dengan pagar bambu berwarna-warni dan ditanami alang-alang.
Di tahun 2014 dulu, belum ada pembatas jalanan dengan danau. Beberapa pemancing bisa menghabiskan waktu di tepian danau, menunggu ikan dengan berjongkok, duduk atau berdiri persis di tepian. Beberapa orang justru memancing di atas rakit, ada juga yang melempar jala di tengah danau.Tahun 2020 ini, berbeda drastis. Sudah ada pagar bambu yang membatasi jalan dengan danau. Tidak ada lagi pemancing, sepertinya sudah dilarang sejak program Citarum Harum yang dilaksanakan beberapa tahun lalu. Banyak plang yang menunjukkan lokasi-lokasi 7 mata air di Cisanti. Hal yang tidak saya jumpai beberapa tahun lalu.
Saya di tahun 2014, dan teman-teman saya Bikepacker Indonesia di tahun 2012, masih bisa membawa sepeda ke tepian danau dan membuka tenda untuk menginap. Di tahun 2020 ini terpampang jelas: sepeda tidak boleh dibawa ke bawah (maksudnya danau). Saya tidak lihat adanya tenda. Yang jelas, sekarang lebih banyak wisatawan, banyak yang membawa tikar dan menggantungkan hammock untuk berayun. Situasinya sangat bersih, tersedia tempat sampah dan tulisan-tulisan yang mempromosikan kebersihan.
Walaupun Situ Cisanti sudah tidak seperti dahulu, saya masih mengagumi kebersihannya. Banyak keluarga, pesepeda yang berkunjung. Penjaja makanan ada di sisi luar, diteduhi pohon Eucalyptus berwarna hijau yang rindang. Terima kasih buat semua yang sudah menjaga Cisanti, semoga danau ini terus asri. Let nature sing, let nature forever humble you.
Saya jadi ingat waktu saya baca tulisan Martinus Brouwer, seorang budayawan dari Delft yang ditolak status warga negara Indonesia berkata seperti ini: Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum. Apa kita sudah bersyukur lahir di tanah yang indah ini?
Terima kasih, Ibu Sud. Dirgahayu Indonesia.
Tulisan Situ Cisanti tahun 2014 (Asrinya Situ Cisanti)