Cerita kali ini datang dari kegiatan ekspIorasi panas bumi di ujung paling utara pulau Sulawesi. Dari Kota Manado, perjalanan darat dilanjutkan dengan menggunakan mobil selama 1-1,5 jam menuju kelurahan Dua Saudara, Kota Bitung. Saya tidak menyangka, di sela-sela kegiatan eksplorasi panas bumi di sini, saya bisa melihat keragaman fauna dan budaya Indonesia.
Di Sulawesi banyak hewan endemik yang belum pernah saya jumpai Burung Maleo yang lari - lari ketika menyeberangi jalan aspaI, ada Macaca nigra (monyet hitam besar yang mempunyai pantat berwarna merah), babi rusa (babi dengan tanduk di mulut), burung Rangkong. Sayang, saya belum berkesempatan melihat hewan kecil Tarsius di kesempatan pertama saya masuk ke taman nasional. Hewan karnivor ini hanya muncul di malam hari dan sangat sulit dijumpai ketika siang hari. Hewan ini adalah sumber inspirasi karakter Star Wars, Master Yoda .
Tiket masuk taman nasional
Ketemu Macaca nigra sewaktu cari manivestasi
Ada yang melihat sesuatu?
Ternyata saya salah, tidak semua Tarsius begadang (nocturnal), di kali kedua saya masuk ke taman nasional untuk mengambil sampel air, saya menjumpai Tarsius. Tarsius ukurannya kecil, seperti genggaman kedua tangan orang dewasa. Tidak hanya Tarius, saya juga sempat melihat bekas sarang Maleo yang berjarak hanya berjarak kurang dari 10 meter dari manivestasi panas bumi.
Pulang dari manifestasi panas bumi, saya beruntun bisa sedekat ini dengan Tarsius
Tarsius berpindah dari 1 pohon ke pohon dengan melompat
Ada yang menebak lemon? Ini buah pala (Myristica fragrans) di dalamnya ada fuli berwarna merah dan buahnya yang keras
Berkat ke lapangan kali ini, saya sering sekali menjumpai Maleo. Pusat Sumber Daya Mineral dan Panas Bumi (PSDMDP - singkatan terpanjang yang bisa saya ingat dari nama kantor) pernah menulis artikel tentang Maleo yang mengerami telurnya di dekat manivestasi panas bumi. Walaupun medan nya berat, tapi saya selalu terhibur tiap melihat hewan-hewan endemik itu melintas. Maleo mengerami telur di tanah yang hangat di kedalaman 60 cm dari permukaan.
Sarang Maleo di Tangkoko
Di dalam hutan ada larangan mengambil sarang, telur dan burung Maleo
Hiburan bisa melihat berbagai hewan endemik Sulawesi ini yang membuat saya betah dengan pekerjaan saya saat ini, walaupun pekerjaan di lapangan sekarang bersamaan dengan puasa.
Tahun 2013 yang lalu saya berpuasa ketika di quarry gamping, 2014 saya berpuasa di tambang emas di Halmahera, tahun 2015-2017 di Austria, dan 2018 yang lalu di tambang batubara di Kalimantan Tengah. Saya bersyukur pekerjaan sekarang yang saya tekuni adalah passion saya (untung dulu waktu SPMB saya ga masuk Sekolah Teknik Elektro dan Informatika STEI). Menjadi seorang ekspIorer dan mineralogis, sambil berkeliling melihat tempat baru yang belum pernah saya datangi, itu nikmat yang berulang-ulang saya syukuri.
Sebuah tulisan ketika masuk di area Taman Nasional Tangkoko- Dua Saudara
Leave nothing but footprints,
Take nothing but pictures,
Kill nothing but time
Mungkin peribahasa di atas sering teman teman dengar. Disini saya banyak melihat hewan tetap terjaga karena kita ikut menjag habitat mereka. Sayang ketika anak cucu kita hanya mendapat cerita tentang indahnya Indonesia, tanpa bisa melihat lagi wujud aslinya.
Kembali lagi, apa kerjaan saya di sini? Pindah haluan jadi Zoologis atau botanis? Alhamdulillah gagal, saya masih ngutek batu dan mengoleksi sampel air untuk mengetahui zona upflow- outflow-reservoir dari panas bumi disini.
Kiri Gunung Tangkoko, kanan Gunung Dua Saudara
Quantab adalah satu alat untuk mengetahui kandungan klorida dari sampel air.
Klorida adalah salah satu unsur indikator penting pada eksplorasi panas bumi.
Bentuknya seperti test pack kehamilan. warnanya akan berubah dan menunjukkan konsentrasi klorida
Bicara tentang batuan, di daerah prospek panas bumi ini terdapat tambang emas yang telah berproduksi, Toka Tindung (sekarang di kelola oleh MSM-TTN, berproduksi di pit Araren dan Kopra).
Urat Jasper- kuarsa banyak dijumpai sebagai float di sekitar manifestasi
Diorit dengan fenokris plagioklas (tak berwarna, ukuran kasar) dan biotit (hitam kecil)
Biotit tufa, mineral hitam mengkilap adalah mika- biotit
Saya, 5 geologis, 1 hidrogeologis dan geofisisis, lain tinggal di rumah yang kami sewa sebagai basecamp. Siang ke lapangan, malam membuat report.
Jadi wahai mahasiswa kebumian (dan mahasiswa jurusan lain, kesuksesan sebuah proyek atau pekerjaan bergantung dari kerjasama Tim, bukan ego atau kemampuan perorangan.
Jadi, jangan takut pergi ke tempat baru, perbanyak jam terbang dengan belajar, dengan terus belajar di tempat baru, jangan egois dan bekerja dalam tim.
Kata orang sih gini, semakin banyak kita melihat, semakin kita terus belajar dan paham.
The best geologist is the one who has seen the most rocks (Herbert Harold Read, 1940)