Saya tidak akan menjelaskan detail cerita tersebut, langsung aja nonton film itu, atau baca bukunya Pak Bondan Winarno "maknyus" yang berjudul "Bre-X: Sebungkah Emas Di Kaki Pelangi." Saya pengen bercerita dari segi geologi, terutama dari mineralogi dari emas.
Emas yang digunakan oleh Michael de Guzman (geologist) untuk menaikkan kadar dari pemboran ternyata adalah emas alluvial, atau emas yang didulang oleh warga setempat dari sungai. Emas ini mempunyai bentuk yang lonjong hingga membundar, yang ketika diamati dengan mikroskop, akan nampak perbedaan yang mencolok antara emas yang terbentuk dari fluida hidrotermal dengan emas dari endapan alluvial.
Emas dari endapan hidrotermal umumnya berbentuk anhedral atau tidak beraturan, kadang-kadang pipih, dan jika diamati dengan menggunakan mikroskop elektron (SEM-EDX) tidak nampak adanya zoning. Berbeda dengan emas alluvial. Emas ini berbentuk membulat, dan karena bagian luar dari emas sudah mengalami kontak dengan air dan udara, maka bagian tepi (rim) dari emas akan teroksidasi, sehingga nampak jelas ada lapisan tipis antara tepi (rim) dan inti (core). Cara membedakan emas dengan mineral sulfida lain gampang-gampang susah. Kalau kita mempunyai paku atau pisau tajam yang kecil, sulfida akan susah tergores, sedang emas karena lunak, akan mudah tergores. Berdasarkan pengalaman dari beberapa field geologist , mereka biasa menjilat mineral yang diduga itu, baru mengamatinya dengan menggunakan lup.
Saya mendapatkan ilustrasi yang sangat bagus dari James Craig, seorang profesor di bidang mineralogi dari Virginia Polytechnic University, USA. Dia menulis tulisan yang berjudul: "ORE-MINERAL TEXTURES AND THE TALES THEY TELL* (kalau tidak bisa download, kabari saya aja ya). Di paper tahun 2001 lalu, dia membuat pemetaan elemen (elements mapping) dengan menggunakan electron microprobe untuk elemen emas (Au) dan perak (Ag). Pada gambar di bawah , nampak jelas adanya lapisan yang heterogen, yang menunjukkan oksidasi emas karena kontak dengan air dan udara.
Laporan ini juga sebelumnya sudah di confirm oleh tulisan di tahun 1997 dari Danielson & White. Saya cuplik tulisannya dari paper J. Craig:
The duly diligent examination of the Bre-X deposit included careful microscopic examination of the supposed lode gold in some of the ore samples. Danielson & Whyte (1997) reported that “it was the shape, not the size, of the gold grains that stood out ... rounded with beaded outlines ... rounding and beading are characteristic of placer grains .... some of these ... gold grains had cores of gold–silver alloy, which graded outward to a rim with more gold. This was another clue: ‘hardrock gold’, more often than not, is actually an alloy containing some silver. But when the grains are re-concentrated as placers, ... the silver reacts with air and water, leaching away and leaving a spongy, gold rich edge”. Indeed, the placer gold used to “salt” the Bre-X cores bore the characteristic textural signature attesting to its origin, and helped in revealing the scam for what it was.
Sekarang, jadi lebih paham kan mengapa belajar mineralogi itu menarik?
Batu, mineral, semua hanya benda mati yang tidak bisa berkata apa-apa. Kita lah yang membuatnya bercerita, ternyata, geologi dan mineralogi itu menyenangkan.
Batu, mineral, semua hanya benda mati yang tidak bisa berkata apa-apa. Kita lah yang membuatnya bercerita, ternyata, geologi dan mineralogi itu menyenangkan.
Ini ada beberapa foto emas koleksi saya. Enjoy!!
EMAS ALLUVIAL DAN PLACER
Mendulang emas di Mahakam Ulu, Kaltim
Ini saya foto dari Natur Historische Museum di Wina
Gold nugget
EMAS dari FLUIDA HIDROTERMAL
inklusi emas di pirit
emas mengisi rekahan pirit
BSE (back-scattered image dari gambar atas)
NB: Judul tulisan ini di adaptasi dari tulisan Danielson & White (1997) yang berjudul "Bre-X: Gold Today, Gone Tomorrow: Anatomy of the Busang Swindle".
Tulisan ini dibuat 30 menit setelah bergulat dengan disertasi. Mumpung lagi ada ide, jadi nulisnya encer. Hahaha
Tulisan ini dibuat 30 menit setelah bergulat dengan disertasi. Mumpung lagi ada ide, jadi nulisnya encer. Hahaha
bang Yahya, mantep banget artikel dan blog, thx it is so inspiring and educating!
ReplyDeleteanw ada bbrp broken picture di artikel ini hehe
Hi Sandro, makasih ya dah mampir. Aku baru aja cek di beberapa komputer, ga ada broken picture nya ya. Kamu cek dari hp kah? Thx
Delete