Saya tidak tertarik untuk mengomentari pernyataan salah seorang anggota
DPR yang mengatakan tentang pengolahan emas itu gampang. Mungkin si Bapak ini lelah dan
perlu liburan. Namanya juga politisi, kalau pernyataannya tidak fenomenal, ya
bukan politisi namanya. Saya coba menanggapi dari sisi yang lebih ilmiah dari ilmu yang saya pelajari selama hampir
9 tahun ini tentang eksplorasi, penambangan dan pengolahan emas.
Seberapa melimpah emas di bumi?
Emas merupakan salah satu dari beberapa logam mulia (precious
metal), selain perak, platinum dan paladium. Beberapa referensi menyebutkan
rhodium, osmium dan rhenium dalam logam mulia. Untuk mencapai tingkat ekonomis,
unsur yang terkandung dalam mineral atau batuan harus
mengalami proses konsentrasi untuk mencapai kadar yang ekonomis untuk
ditambang. Perbandingan antara kandungan unsur dibandingkan keterdapatannya di
kerak bumi disebut sebagai konsentrasi Clarke.
Jika konsentrasi suatu unsur masih lebih rendah dibandingkan konsentrasinya di alam, maka unsur itu belum bernilai ekonomis. Sebagai contoh, konsentrasi Clarke dari emas (Au) di kerak bumi sebesar 0,004 ppm. Untuk mencapai nilai ekonomis, emas harus mengalami konsentrasi sebesar 1.000 kali lipat atau sebesar 4 ppm sehingga emas bernilai ekonomis. Part-per-million atau ppm adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan kadar dari suatu unsur dalam satu per-sejuta, dalam ilmu kebumian biasanya dinyatakan sebagai gram per ton.
Jika konsentrasi suatu unsur masih lebih rendah dibandingkan konsentrasinya di alam, maka unsur itu belum bernilai ekonomis. Sebagai contoh, konsentrasi Clarke dari emas (Au) di kerak bumi sebesar 0,004 ppm. Untuk mencapai nilai ekonomis, emas harus mengalami konsentrasi sebesar 1.000 kali lipat atau sebesar 4 ppm sehingga emas bernilai ekonomis. Part-per-million atau ppm adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan kadar dari suatu unsur dalam satu per-sejuta, dalam ilmu kebumian biasanya dinyatakan sebagai gram per ton.
Jika kita mengambil contoh kadar emas 4 ppm, artinya dalam batuan dengan massa 1 ton, terkandung 4 gram emas. Banyak kah itu? Coba kita lihat beberapa contoh, saya kutip dari dari data riil:
- Newmont Batu Hijau (tambang emas di Nusa Tenggara Barat) --> 0,37 gr/ton
"Batu Hijau is a porphyry copper deposit containing small amounts of gold and silver...... On average, gold yield is much lower at only 0.37 gram per tonne processed. This means that a lot of work is needed to obtain small amounts of the metal that can be sold.) (sumber: web Newmont Batu Hijau)
- Kasongan Bumi Kencana (tambang emas di Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah) --> 2.2 gr/ton (sumber: badan geologi, ESDM)
- foto dari sampel emas dalam pirit dari Afrika Selatan milik Thomas Öberthur (BGR, badan geologi Jerman). Kadar emas-nya 5kg per ton, atau 5.000 ppm. wuuoooooow :D
foto: andyyahya, 2015
- Kadar emas di Indonesia saya rangkum dalam diagram tonase-kadar sebagai bagian disertasi saya. Sumbu x adalah tonase dari sumberdaya dari tambang (dalam juta ton), dan sumbu y adalah kadar emas (dalam ppm atau gram per ton). Simbol biru menunjukkan emas epithermal, kotak menunjukkan emas dengan tipe sediment hosted, segitiga untuk porfiri, dan bulat untuk skarn. Rata-rata, kadar emas di Indonesia berada di rentang 0,1 - 15 ppm, besar kecilnya tergantung dari tipe endapannya
-
Diagram tonase dan kadar dari berbagai tambang emas di Indonesia
Berapa banyak emas yang diproduksi di Indonesia? Apakah Indonesia adalah negara penghasil terbesar emas? Monggo, ini datanya. Indonesia berada di nomor 12 tahun 2012 dan nomor 11 tahun 2013.
visualisasi andyyahya dan vidya (sumber: world mining data dan mineral commodity summaries USGS, 2015)
update: 29-11-2017
sumber: World Mining Data 2017
2. Sukses berkat kerjasama berbagai ilmu
Rantai
penambangan sangat panjang, melibatkan berbagai keahlian, seperti:
a. Teknik Geologi, Tambang Eksplorasi, Teknik Geodesi, Teknik Geofisika, Kimia
- bertugas mencari dimana lokasi yang mengandung keterdapatan logam berharga
- menemukan saja tidak cukup, eksplorasi detail diperlukan, misalkan dengan melakukan pemetaan geologi detil, studi geofisika dengan airborne, geomagnetik (gambar: http://www.bgr.bund.de/)
- setelah didapat data detail, perlu dilakukan pemboran untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan
- lokasi harus ditentukan dengan tepat dan presisi. Meleset dari target? Uang terbuang percuma
- sudah dapat sampel dari pemboran, sampel harus dipilih untuk analisa kimia
Sudah mulai terbayang berapa rumitnya skema tahapan prospeksi?
b. Teknik Pertambangan, Teknik Sipil, Teknik Lingkungan
-- ketika data eksplorasi yang didapat sudah lengkap, data tersebut harus di visualisasikan dalam model geologi
-- model geologi nantinya akan digunakan oleh kawan-kawan untuk mendesain bentuk tambang, memodelkan berapa lama umur tambang, bagian mana yang harus ditambang terlebih dahulu (scheduling)
skema metode tambang bawah dengan metode block caving, diterapkan di tambang Grasberg Block Cave, PT Freeport Indonesia (sumber: www.groundtruthtrekking.org)
-- menambang bukan hanya bermodal back hoe dan truk, namun juga memperhatikan geoteknik (kemiringan lereng, tipe penyanggaan jika ditambang secara bawah tanah), pemilihan alat yang sesuai, perlu menggunakan peledakan atau tidak. Memakai bahan peledak itu perlu ada lisensi nya lo. Coba dibayangkan, kalau seenaknya sendiri memakai peledak seperti petasan atau mercon, bisa-bisa rumah di sekitar tambang pada retak-retak, kaca pada pecah dan lontaran batunya bisa-bisa terbang kemana-mana.
Menjaga lereng tambang supaya stabildan tidak longsor adalah salah satu aplikasi ilmu geoteknik tambang
-- selama menambang, perlu dilakukan reklamasi. Ingat, konsep yang salah yang dipahami banyak orang. Menambang bukan hanya mengambil terus dibiarkan terbuka dan gundul, lahan tambang juga ditaburi top soil atau tanah yang subur untuk dilakukan reklamasi
-- beberapa batuan yang mengandung sulfida dapat mengakibatkan air menjadi bersifat asam (pH kurang dari 7). Apa ditinggalkan begitu saja? Tentunya perlu ditangani dengan lebih hati-hati, misalkan dengan menambahkan batu kapur, membuat kolam sedimen, sebelum dialirkan ke badan sungai
c. Teknik Metalurgi, Teknik Material, Teknik Kimia
-- Sudah jadi bahan mentah mau diapakan? Dijual ke luar negeri apa adanya dan kita terima ketika sudah menjadi barang jadi? Itulah amanat dari UU No 4 Tahun 2009, yang mewajibkan untuk melakukan pengolahan bahan mentah hasil tambang untuk dijadikan menjadi bahan setengah jadi maupun bahan jadi
-- Pernah dengar Smelter? Ya itulah dapur untuk mengolah bahan galian. Itulah jawaban kenapa banyak perusahaan gulung tikar, karena mereka rata-rata tidak mau, sebagian lagi tidak berkomitmen untuk membangun smelter, sehingga banyak pekerja tambang di Indonesia yang terpaksa dirumahkan (selain karena harga global juga anjlok).
d. Ilmu lain
-- peranan ilmu lain sudah jelas berperan serta di dunia tambang. Menambang bukan hanya tentang mengambil dan mengolah, namun juga tentang pemasaran
-- aspek hukum sangat kental di dunia tambang, terkait kontrak dengan pemerintah pusat maupun daerah, dengan adat, dan sebagainya.
Hampir semua orang tahu bahwa mengolah emas dengan raksa. Prosesnya sering disebut dengan amalgamasi, yaitu mencampurkan raksa pada batuan, kemudian otomatis emas akan terikat dengan raksa, kemudian bakar, dan taraaaaa,,,,, jadilah emas. Hmmmmm, itu mungkin penambang rakyat. Saya berkali-kali mengupas tentang raksa dan bahayanya dari penambangan di sekitar Pongkor, Sukabumi, dan Pengalengan.
Perlu diketahui, mengapa batuan harus ditumbuk sampai halus, baru ditambahkan raksa untuk mengikat emas? Karena emas berukuran sangat kecil dan umumnya berasosiasi dengan sulfida maupun urat kuarsa. Jika masih menempel, maka emas tetap tidak bisa diikat oleh raksa. Itulah yang disebut sebagai derajat liberasi.
ilustrasi batu yang digerus di dalam ball mill. Ball mill diisi bola baja untuk meremuk batuan
Tapi pernahkah mendengar tentang sianidasi? Proses sianidasi dengan menggunakan (CN-) sangat lazim digunakan oleh perusahaan berskala besar untuk memisahkan emas dibandingkan dengan menggunakan amalgamasi. Berbeda dengan efek raksa yang baru dirasakan dalam 10 hingga 15 tahun, sianida tidak digunakan pada tambang skala rakyat karena dampaknya yang sangat berbahaya, yang dapat membuat penggunanya meninggal dalam hitungan detik, seperti pada kasus aktivis kemanusiaan, Munir.
4 Au + 8 NaCN + O2 + 2H2O → 4 Na[Au(CN)2] + 4 NaOH
Walaupun teorinya mudah, namun tidak semua " ore"mempunyai rumus kimia yang sama, dan hasil dari proses sianidasi tidak semudah reaksi di atas. Sebagai contoh, tembaga dapat larut dengan proses sianida, namun adanya emas yang berasosiasi dengan arsen (misalnya emas pada arsenopirit, FeAsS) atau emas yang berasosiasi dengan antimoni (misalnya dengan Stibnit, Sb2S3), mengakibatkan oksigen hanya akan mengikat sedikit emas. Begitu juga dengan invisible gold (sering juga disebut refractory gold), dimana emas tidak dapat dilihat dengan mikroksop karena emas terikat dalam kisi-kisi kristal dari mineral asosiasi, maka proses sianidasi tidak akan berjalan dengan baik.
Sudah mulai paham kan, mengolah emas tidak semudah garuk-garuk tanah, tambah raksa, terus dijual? Menambang adalah rangkaian panjang dari hulu hingga hilir yang berkelanjutan dan mempengaruhi satu dengan yang lain.
Kalau Socrates pernah berkata "bijaksana adalah ketika kita tahu bahwa kita memang tidak tahu", maka saya sarankan kepada Bapak anggota DPR yang terhormat, "jangan sok tahu kalau memang tidak tahu ya, Pak."
Kalau Socrates pernah berkata "bijaksana adalah ketika kita tahu bahwa kita memang tidak tahu", maka saya sarankan kepada Bapak anggota DPR yang terhormat, "jangan sok tahu kalau memang tidak tahu ya, Pak."
Leoben, 20 November 2015
Saya ada karena saya adalah bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
NB: Blog ini ditulis blog sambil nyanyi lagu akhir Doraemon bareng Aqila. Terima kasih buat Vidya buat ilmu editting gambarnya
sumber
http://mine-engineer.com/mining/minproc/cyanide_leach.htm
source: world.lib.ru
http://mine-engineer.com/mining/minproc/cyanide_leach.htm
source: world.lib.ru
Klik Gambar di bawah untuk melihat artikel lain
mantap mas
ReplyDeleteKhusus utk yg ditambang Freeport, adakah tulisannya? Kayaknya sngt menggiurkn, tampak luarnya sj berkilau, tnggl dicangkul sj.
ReplyDeleteMemberi perspektif dan membuka cakrawala.
ReplyDeleteTulisannya sangat bagus, untuk Amalgam memang sangat beresiko terhadap kesehatan, begitu pula proses Cyanida, namun dampak lingkungannya dapat dikendalikan. Saat ini sudah banyak yang menggunakan proses sianida untuk mengolah emas yang diistilahkan proses tong, jadi bukan hanya perusahaan besar, namun skala rumahan. Yang lebih canggih juga sudah banyak diaplikasikan, berupa SSN , Chloride Leaching, semua di recovery dengan alat electrowining. thanks
ReplyDeleteSelama ini hanya emas dan perak saja, bagaimana dengan platinum dan palladium? Apakah ada yang bisa mengolah nya menjadi 99,9%
ReplyDeleteSaya tidak bisa menjawab saat ini karena itu diluar bidang saya. Akhir bulan September saya akan mengunjungi tambang Pt-Pd, nanti saya akan coba buat tulisan tentang ini
DeleteBagaimana hasil studinya d tambang pt n pd..krn sekarang lg rame d dunia persilatan logam
DeletePernah saya tuliskan disini http://www.andyyahya.com/2017/09/endapan-mineral-dan-aurora-di-lapland.html?m=1 , platinum dan paladium sebagai by-product nikel sulfida
DeleteSelama ini hanya emas dan perak saja, bagaimana dengan platinum dan palladium? Apakah ada yang bisa mengolah nya menjadi 99,9%
ReplyDeleteHmmmm...Moga-moga anggota DPR yang Mas Andi Maksud, dapat membaca tulisan ini...biar mendapat pencerahan...Kayaknya boleh juga neh kalau Anggota DPR di berikan uji Fit and proper test sebelum duduk pada fraksi yang membidangi persoalan teknis ( misal pertambangan ), supaya lebih kompeten dan statement yg di keluarkan lebih bermutu serta bisa mendidik masyarakat.
ReplyDeleteTerima kasih Mas Edy Bakri
DeleteIzin share ya pak, terimakasih...
ReplyDeleteGood job
ReplyDelete