Lautan Pasir Bromo berlatarkan Gunung Semeru dan Gunung Batok, 2013
Alhamdulillah, saya masih dipertemukan dengan Ramadhan yang penuh maghfirah di tahun ini. Susah rasanya untuk memejamkan mata malam ini, akhirnya saya mencoba membunuh waktu dengan mencari referensi tentang gunung, kemudian merangkumnya dalam tulisan singkat ini.
Kita di Indonesia tentunya tidak lah asing dengan gunung berapi. Gunung yang ada di Indonesia, umumnya terbentuk akibat adanya tumbukan antara lempeng benua dengan lempeng samudera, yang mengakibatkan adanya bagian yang terangkat, sehingga di sepanjang Aceh hingga Sumbawa, serta Sulawesi hingga Maluku, banyak ditemukan adanya gunung berapi.
Adanya tumbukan antara kedua lempeng tersebut mengakibatkan di sepanjang zona tersebut memberikan manfaat dan musibah untuk Indonesia. Sudah jelas, manfaat yang dijumpai sangat berkaitan erat dengan kehidupan manusia, baik ditinjau dari segi agraria, perkebunan, pariwisata, maupun ditinjau dari segi geologi dan komoditi bahan tambang. Sedangkan musibahnya, sudah jelas pada zona tumbukan dan gunung berapi, banyak dijumpai adanya potensi erupsi, letusan, maupun gempa yang bisa muncul kapan saja. Kali ini, saya mencoba mengupas gunung api dari sisi manfaat terhadap dunia pertambangan dan ilmu geologi. (Gambar subduksi oleh Gertisser dan Keller, 2003)
Mengapa gunung sangat penting bagi seorang eksplorer maupun geolog, atau orang-orang yang berkecimpung di ilmu kebumian? Karena gunung api merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan yang tidak kunjung habis untuk ibahas. Banyak ilmuwan bermunculan, karya iilmiah dihasilkan berkat adanya gunung. Dari kacamata saya yang berkutat di eksplorasi sumberdaya bumi, banyak hal yang dapat ditinjau dari segi kegunung apian, seperti ilmu kegempaan atau seismologi, ilmu tentang kegunung apian atau volkanologi, geothermal, epithermal, sangat berkaitan erat dengan gunung api. (gambar kawah Kereta Api, Kamojang, 2012)
Banyak endapan bahan galian, baik logam maupun bahan galian industri berkaitan dengan adanya gunung api. Sebagai contoh, endapan epithermal, yang menghasilkan komoditi logam emas, perak, tembaga, selalu ditemukan tidak jauh dengan gunung api. Di sepanjang jalur pegunungan di Indonesia, banyak sekali aktifitas penambangan endapan emas epitermal maupun endapan tipe porfiri, muncul akibat adanya proses diferensiasi magma dan segregasi magma, sehingga logam-logam berat dapat terakumulasi secara ekonomis, yang kemudian terkumpul menjadi endapan yang berprospek untuk ditambang. Magma, yang mengandung adanya fluida magmatik, naik ke permukaan dalam bentuk ligan ataupun ion-ion, yang akan bereaksi dengan fluida-fluida lain, serta melalui proses kesetimbangan dalam diagram fasa, akan membentuk logam-logam yang bervariasi berdasarkan temperatur pembentukannya. Darimana asalnya fluida tersebut? Salah satunya berasal dari magma, yang manivestasinya dapat dilihat di banyak gunung berapi di Indonesia. Sebut saja endapan epithermal yang ada Miwah di Aceh, Cikotok dan Cibaliung di Banten, Pongkor dan Ciawitali di Jawa Barat, Tumpang Pitu di Jawa Timur, endapan porfiri di Wonogiri, Jawa Tengah, Newmont Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat, merupakan prospek endapan logam berharga yang muncul dan berdekatan dengan aktivitas volkanik dan di dekat zona subduksi. (gambar urat kuarsa dan pirit di tambang emas ANTAM Papandayan, 2011)
Komoditi lain yang dapat dijumpai di sekitar gunung berapi adalah panas bumi, atau yang sering disebut dengan geothermal. Geothermal, terbentuk akibat adanya sumber panas yang bersifat terus menerus(source) yang terperangkap pada batuan yang bersifat impermeable (trap). Panas yang tinggi ini mempunyai temperatur yang tinggi, dan harus mempunyai tekanan yang tinggi supaya dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. (kawah Sikidang, Dieng, 2012)
Karakteristik dari panas bumi adalah renewable resources (sumberdaya terbarukan) dan bersifat clean energy, dimana Indonesia saat ini menduduki 5 besar negara yang mempunyai sumberdaya panas bumi terbesar di dunia. Adanya manivestasi seperti solfatar, fumarol, silika sinter, mud pool, merupakan fenomena alam yang umumnya muncul di sekitar lokasi panas bumi, sering juga dimanfaatkan oleh sektor lain seperti pariwisata. (gambar Pak Umoh, Kawah Kereta Api, Kamojang, 2012)
Hal lain yang bisa dijumpai dari adanya gunung api, adalah produk erupsi gunung api, yaitu pasir besi. Pasir besi yang terbentuk akibat adanya letusan gunung api, umumnya mempunyai kualitas yang baik, dan mempunyai nilai ekonomis, karena mempunyai kandungan silika yang tinggi, serta habit yang meruncing. Pasir besi, umumnya terbawa ke laut melalui media sungai. (gambar batu besi, Rancabuaya, 2012)
Pasir ini tertransport dari gunung melalui sungai, dan mengendap di sepanjang lekuk sungai (meander), yang terbawa hingga muara. Hal ini yang menjelaskan asal muasal pasir yang berwarna kehitaman di sepanjang pesisir laut. Pasir besi kemudian diendapkan dengan arah yang relatif sejajar dengan garis pantai, akibat adanya pengaruh dari ombak dan pasang surut air laut. (gambar tambang pasir Gunung Galunggung, 2009)
Ulasan ini sekelumit komoditi yang berhubungan erat dengan gunung api. Masih banyak endapan lain yang dapat terbentuk, seperti obsidian yang terbentuk akibat adanya pembekuan magma yang sangat cepat sehingga membentuk amorf yang berwarna hitam dengan tekstur glass; perlit batuan piroklastik, salah satu tipe dari volkanik-glass, yang dapat mengembang dan menjadi sangat berpori ketika dipanaskan, terbentuk akibat adanya lava yang membeku dari letusan gunung berapi dan membeku dengan cepat dengan kadar silika yang tinggi, dan lain-lain. (gambar obsidian di Drajat, Garut, 2012)
Betapa banyak hubungan antara gunung dengan pertambangan, dan tentu tidak akan pernah habis untuk dibahas. Dan dalam ayat suci Al Qur'an, gunung juga disebut dalam beberapa ayatnya dengan arti sebagai berikut.
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai pasak? "(Q.S. An Naba, 6-7)
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. Al Anbiya:31)
"Dan Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi ini tidak berguncang bersama kamu" (Q.S. An Nahl, 15)
Wallahu'allam bisshowab, masih banyak ilmu yang kita tidak ketahui, karena keterbatasan kita sebagai manusia. Sehingga, jangan pernah berhenti untuk terus mencari tahu Kebesaran Allah SWT, supaya kita semakin tunduk dan mengakui, bahwa ciptaan Allah sungguh tiada bandingannya.
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran. (Q.S. An Nahl, 17)
Saya berlatarkan Gunung Arjuno-Welirang, difoto dari Gunung Panderman, 2007